Category Kawasan

POTRET SOLIDITAS BIBLE DALAM TAFSIR SOERAT WAL-‘ASRI KARYA SITI CAHYATI

Oleh: Taufik Rahman Al-Qur’an dan Bible dalam lensa kajian tradisional acap dinyatakan sebagai dua corpus yang saling berbenturan. Di antara argumen yang mewarnai perdebatan tersebut adalah adanya anggapan bahwa Al-Quran telah menghapus keberadaan Bible, di samping pendapat lainnya yang menyatakan…

Read MorePOTRET SOLIDITAS BIBLE DALAM TAFSIR SOERAT WAL-‘ASRI KARYA SITI CAHYATI

UPAYA MENGAKTUALISASIKAN AYAT-AYAT ANTI KEKERASAN DALAM AL-QUR’AN (Review Artikel Ahmad Baidowi)

Oleh: Matsna Afwi Nadia   Tulisan ini lahir dari gagasan Ahmad Baidowi tentang ayat-ayat anti kekerasan dalam Al-Qur’an yang dimuat dalam artikelnya dengan judul “Promoting Qur’anic Verses That Reject Violence”. Pembahasan atas tema tersebut berkaitan dengan isu pelemahan identitas Islam…

Read MoreUPAYA MENGAKTUALISASIKAN AYAT-AYAT ANTI KEKERASAN DALAM AL-QUR’AN (Review Artikel Ahmad Baidowi)

Terjemah Interlinear al-Qur’an di Melayu-Indonesia: dari JC Lobherz ke RM Feener (Bag. 2)

Terjemah Interlinear al-Qur’an di Melayu-Indonesia: dari JC Lobherz ke RM Feener (Bag.2) Oleh: Muhammad Dluha Lutfillah   Kontribusi Wilson ini sejak dalam judul telah menyebutkan penekanan pada bahasa- bahasa “Islamicate”.  Agaknya untuk memberi permakluman pada judul tersebut, Wilson mengatakan “Muslim activity…

Read MoreTerjemah Interlinear al-Qur’an di Melayu-Indonesia: dari JC Lobherz ke RM Feener (Bag. 2)
Muhammad Dluha Lutfillah, State of the Art Interlenear Translation of the Quran

Terjemah Interlinear al-Qur’an di Melayu-Indonesia: dari JC Lobherz ke RM Feener (Bag. 1)

Oleh: Muhammad Dluha Lutfillah Where it all begins Umberto Eco (1932-2016) pernah dengan cukup marah menyampaikan tuntutannya agar kajian terjemahan memperhatikan hal-hal kecil sekalipun dan memberi detail penjelasan sebanyak mungkin, seperti yang George Steiner (Chicago, 1929-2020) lakukan dalam After Babel:…

Read MoreTerjemah Interlinear al-Qur’an di Melayu-Indonesia: dari JC Lobherz ke RM Feener (Bag. 1)

KENISCAYAAN TAFSIR SOSIAL: SYARAT-SYARAT MUFASSIR DARI ZAMAN KE ZAMAN

Oleh: Zulkarnaen   Artikel yang sedang diriviu ini mengurai perkembangan syurut al-mufassir (selanjutnya akan ditulis: SM) dari era klasik hingga era modern-kontemporer. Uraian yang tersaji ini dalam rangka mencari jawaban apakah SM merupakan sesuatu yang normatif atau sesuatu yang dapat…

Read MoreKENISCAYAAN TAFSIR SOSIAL: SYARAT-SYARAT MUFASSIR DARI ZAMAN KE ZAMAN

Edisi Penyempurnaan Terjemah Resmi Kemenag RI Bukan Produk Final yang Statis (Review Artikel Hamam Faizin)

Oleh: Moh. Jamalul lail Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir – UIN Walisongo Semarang Tumbuh suburnya produk Terjemah Al-Qur’an di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan seberapa banyak genre karya ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Riddell (Melbourne, Australia), upaya penerjemahan Al-Qur’an…

Read MoreEdisi Penyempurnaan Terjemah Resmi Kemenag RI Bukan Produk Final yang Statis (Review Artikel Hamam Faizin)

Living Qur’an: Bid’ah dan Kecelakaan Sejarah dalam Studi Al-Qur’an

Oleh:Egi Tanadi Taufik   Kajian the living Qur’an atau “Studi Living Qur’an” adalah nomenklatur populer yang dipakai untuk menyebutkan “penelitian yang memberikan perhatian pada respon masyarakat terhadap teks al-Qur’an dan hasil penafsiran seseorang” (Syamsuddin: 2007, hlm. xiv; 2019, hlm. 135).…

Read MoreLiving Qur’an: Bid’ah dan Kecelakaan Sejarah dalam Studi Al-Qur’an

Terjemahan Harfiyyah dan Tafsiriyyah Yang Dinilai Utopis

Oleh: I’syatul Luthfi   “Klasifikasi antara harfiyyah dan ma’nawiyyah bukanlah klasifikasi yang operatif sebagai perangkat analisis sebuah terjemahan” (h. 183)   Pernyataan di atas adalah posisi intelektual Fadhli Lukman (UIN Sunan Kaljaga) dalam memahami teori terjemahan Al-Qur’an. Pernyataan Fadhli terbilang…

Read MoreTerjemahan Harfiyyah dan Tafsiriyyah Yang Dinilai Utopis
Diskusi Mingguan Kalijaga Muda

Kemungkinan Pengembangan Living Qur’an ke Depan: Beberapa Persoalan Mendasar

Oleh: Mu’ammar Zayn Qadafy Siang ini, @studitafsir bersama dosen-dosen muda Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, mendiskusikan artikel Ahmad Rafiq tentang terminologi Living Qur’an (LQ) yang pernah juga di-review di StudiTafsir. Baca juga wawancara eksklusif kami dengan…

Read MoreKemungkinan Pengembangan Living Qur’an ke Depan: Beberapa Persoalan Mendasar

Adil Membaca Perempuan: Review Gagasan Mubâdalah Faqihuddin Abdul Kadir

 Oleh: Husnul Maab Bagaimana seharusnya membaca perempuan di dalam teks-teks keagamaan yang ada? Pertanyaan ini penting dikemukakan karena adanya anggapan jika perempuan belum juga menemukan haknya secara utuh sebagai perempuan di dalam realitas sosial. Ketidakadilan yang didapatkan oleh perempuan ini…

Read MoreAdil Membaca Perempuan: Review Gagasan Mubâdalah Faqihuddin Abdul Kadir

Tafsir Maqàshidi: Tren Baru Memaknai Kalam Ilàhi (Review Tulisan Aksin Wijaya)

Oleh: Husnul Maab Perlukah pemaknaan terhadap ayat-ayat Al-Qur`an diperbarui? Jawabanya tentu beragam. Perlu, jika satu pemaknaan dianggap sudah tidak kompatibel dengan konteks zaman. Sebaliknya, menjadi tidak perlu jika pemaknaan yang ada sudah cukup untuk menjawab segala problematika yang ada. Faktanya,…

Read MoreTafsir Maqàshidi: Tren Baru Memaknai Kalam Ilàhi (Review Tulisan Aksin Wijaya)
Polemik Mun'im Sirry (Part 1)

Polemik Mun’im Sirry (Part 2): Rekontruksi Hipotetikal Seorang Teolog Progresif

Oleh: Fadhli Lukman Di akhir bagian pertama tulisan saya sebelumnya, saya menyinggung tentang adanya ambiguitas dalam positioning Mun’im sebagai seorang penulis: apakah ia pengkaji sejarah Islam awal—dalam kata lain, seorang sejarawan, atau pengamat kesarjanaan revisionis mengenai Al-Qur’an atau sejarah Islam…

Read MorePolemik Mun’im Sirry (Part 2): Rekontruksi Hipotetikal Seorang Teolog Progresif